Text
Gambaran sudut pantoskopik terhadap pemakai kacamata pada mahasiswa di ARO LEPRINDO Jakarta tahun 2022
Menurut Global Data on Visual Impairment (2010), kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dengan baik adalah penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia. Kelainan refraksi yang umum terjadi antara lain miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Di negara berkembang, Indonesia memiliki gangguan penglihatan dan kebutaan yang terus meningkat. Sudut pantoskopik yang tidak sesuai akan mempengaruhi gangguan penglihatan pemakai kacamata.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sudut pantoskopik terhadap pemakai kacamata pada mahasiswa di ARO Leprindo Jakarta Tahun 2022. Sebanyak 30 mahasiswa, pemakai kacamata dengan kelainan miopia dijadikan sempel dalam penelitian. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sumber data primer, teknik pengambilan purposive sampling, serta analisis distribusi frekuensi.
Berdasarkan hasil penelitian dari jumlah total sampel 30, mahasiswa yang mengalami kelainan refraksi paling banyak adalah miopia ringan serta material frame yang paling umum digunakan yaitu frame metal. Berdasarkan data, terdapat 7% dari total sampel yang memiliki sudut pantoskopik sesuai standar dengan hasil visus kedua mata rata-rata di 20/20. Pemakaian kacamata dengan ukuran miopia tinggi pada sudut pantoskopik tidak sesuai standar dan visusnya tidak mencapai 20/20 dapat menjadi faktor yang menyebabkan tidak adanya perubahan dalam penglihatan pemakai kacamata. Pada frame yang sudut pantoskopiknya tidak sesuai standar, tidak terdapat ada yang mempengaruhi perubahan tajam penglihatan yang signifikan terhadap power lensa saat melihat jauh.
KTI00014 | KTI KO 22 00014 | Perpustakaan Akademi Refraksi Optisi Leprindo Jakarta (Karya Tulis Ilmiah 2022) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain