Text
Hubungan Hasil Keratometri Dengan Kelainan Refraksi Pada Mahasiswa Aro Leprindo Jakarta 2023
Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab gangguan pengelihatan terbanyak di indonesia dan menjadi penyebab kebutaan tertinggi di seluruh dunia. Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan penyebab utama gangguan pengelihatan pada anak-anak, remaja, dewasa maupun lansia. Diperkirakan sebanyak 8 juta orang dengan gangguan pengelihatan di indonesia, sebanyak 6 juta orang mengalami kebutaan dan ditambah dengan 6,4 juta orang yang memiliki gangguan pengelihatan sedang dan berat. Dan adapun penyebab lainnya seperti kelainan refraksi, glaukoma dan kelainan mata yang berhubungan dengan diabetes lainnya. Keratometer merupakan alat pemeriksaan mata yang digunakan oleh optalmologi dan optometris untuk mengukur kelengkungan kornea, tujuan utama keratometer adalah untuk melihat daya pembiasan optik kornea yaitu permukaan pembiasan cembung. Saat sebuah objek dengan ukuran yang di letakan pada jarak yang di tentukan dari permukaan kornea sehingga ukuran gambar yang dipantulkan dari objek tersebut dapat diukur dengan teleskop pengukur.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menghitung data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik yang didapat dari hasil alat keratometri.
Dari hasil penelitian ini didapati antara laki-laki dan perempuan mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki jenis kelamin laki-laki yaitu didapati hasil adanya hubungan keratometri dengan kelainan refraksi antara miopia dan astigmatisma sebesar 0,001.
Kesimpulan dari penelitian ini didapati bahwa pada laki-laki di usia 18-25 tahun memiliki kelainan refraksi miopia dan astigmatisma.
KTI00272 | KTI LK 23 00272 | Perpustakaan Akademi Refraksi Optisi Leprindo Jakarta (Karya Tulis Ilmiah 2023) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain